8 March 2014

     Sekolah strata 1 dan keprofesian ku tlah usai jadi aku pun kembali ke rumah masa kecilku. Yah saat menyusun buku-buku kuliahku kedalam rak di kamar, aku menemukan secarik kertas yang isinya adalah beberapa baris kalimat. Bisa jadi ini disebut puisi...
Tapi jika kau tak setuju tak masalah,,, karena ini hasil karyaku dan kau, dia, atau mereka boleh menilai... J
Ini hanyalah secuil ungkapan sayangku untuk ayah dan mama,
#jangan heran... karena memang demikian kami memanggil bliau “ayah dan mama”
Bacalah... sebelumnya terimakasih dariku untukmu, dia dan mereka yang telah bersedia membaca J
Syukron... J


Untuk Ayah dan Mama

Renta wajahmu membayang dalam tiap langkahku
Tangismu.. tangisku..
Tawamu.. tawaku..
Cahayamu.. cahayaku..
Bumi ini bulat tapi kalianlah titik pusatku
Mama..
Ayah..
Aku mencintaimu
Terlahir sebagai putrimu, tak sedikitpun ku sesali
Sang Khalik tlah titipkan ku pada kalian yang tepat dan hebat
Jika tak sadar aku menyakiti kalian, sudikah hatimu memaafkan ku..
Ego dan ambisiku sering lukai hati kalian
Maafkan aku mama... ayah...
Alloh Ya Rabb..
Aku mencintai mereka
Selain nama Mu, merekalah yang tertahta dalam benakku
Hingga berkarat sampai ke tulangku
Murka mereka adalah murka-Mu
Dan ridho mereka adalah ridho-Mu
Tuhan... cukupkan aku dengan cinta kasih mereka
Pandaikan aku dalam bersyukur Ya Rabb
Pada syukurku adalah bukti cinta ku untuk Mu, mama dan ayah...

----------milikceritatiana :)----------


This is Ayah and also mama #Hug

7 March 2014


Mereka kulitmu Indonesia

Hai Indonesia.. apa kabar mu hari ini?
Dengarkah kau suara merdu kurcaci-kurcaci di tapal batas tubuh mu?
Dalam hembusan nafas mereka, ada nama mu
“Indonesia....”
Hai Indonesia...
Katanya lebih dari 66 tahun kau terbebas dari sang penjajah
Tapi Indonesia...
Taukah kau, mereka tak cicipi banyak hal?
Mereka tak rasakan kesehatan yang benar-benar sehat
Mereka tak rasakan kerlap-kerlip cahaya buatan
Mereka buta... Buta A-Z, buta 0-10
Mereka buta,,, tapi melihat,,
Ya Indonesia... bukan salahmu...
Melainkan organ tubuhmu yang mulai gagal berfungsi
Jantungmu yang sebagian infark
Sehingga bahagia merdeka tak sampai ke kulitmu
Hatimu yang sirosis dan dipenuhi oleh virus-virus hepatitis
Menjadikan kulitmu kuning dan nampak layu
Bagaimana dengan paru-paru mu??
Sedihnya ia pun tlah penuh oleh TBC, hingga kaupun terbatuk-batuk
Tapi Indonesia...
Lihatlah mereka... mereka kulit mu
Mereka pembalut daging dan tulang mu
Tetap mencintai dirimu
Sedia melindungimu
Tak gentar menyerukan “Indonesiaku...” ketika orang asing terasa mengancam mu
Meski sikat kemiskinan menggerusnya hingga mengelupas dan berdarah
Mereka bertanya...
Hingga kapan? Sampaikapan?
Tak ada yang tahu...
Yang pasti hingga mati jika infark tak segera ditangani
Yang pasti hingga mati jika virus tak dicegah bereplikasi
Dan yang pasti hingga mati jika bakteri tak dibasmi
Bersama mari kita perbaiki jantung, paru dan hati agar kulit ikut berseri
----------milikceritatiana :)----------


      Tepatnya malam 4 Maret 2014 setelah menonton sebuah acara di TVRI yang menceritakan kehidupan di tapal batas NKRI yang kita cintai ini, aku teringat malam tanggal 18 Agustus 2013 yang lalu aku menulis di secarik kertas beberapa kalimat sederhana.
Dan rasa penasaran yang mendorong ku membongkar kembali tumpukkan buku-buku masa kepanitraan, syukurlah akhirnya aku menemukan lembar usang tersebut  :) 
Saking usangnya, hampir tidak terbaca lagi #tepok jidat 

lembar usang itu...

4 March 2014

"Belum ada judul"

Seperti cahaya yang tak kunjung ku jelang
Hadir mu ku nanti
Pengharapan yang tulus 
Untuk sebuah pengikraran yang setia
Do'a tulus selalu ku lafadz
Demi terbukanya hatimu dan hatiku
Layaknya gadis kecil yang selalu merindu sahabat
Sang gadis remaja pun butuh pemapah
Pengharapan kau dalam setiap keadaan
Membuatku sabar menanti
Semoga kelak kan ku dapati 
Kasih murni setia abadi
Darimu pembimbing hati
Di akhirat dan duniawi

----------milikceritatiana :)----------